Feature Inspiratif : “Langkah Lembut Sang Putri Indragiri — Citra Dwinanda Membawa Cahaya Budaya ke Panggung Nasional”

Artikel – Karya: DR Syeikh Asripilyadi, M.M

Indragiri Hulu, Riau — Dalam gemerlap panggung budaya nasional di Nusa Dua, Bali, 1 November 2025 lalu, nama Raja Citra Dwinanda Putri menggema penuh  kebanggaan. Di tengah sorotan lampu dan tepuk tangan penonton.

Dara asal Indragiri Hulu itu melangkah anggun mengenakan busana tradisional bernuansa wastra Riau. Namun di balik senyum manis dan tatapan percaya diri itu, tersembunyi kisah panjang perjuangan, ketulusan, dan doa orang tua yang tak pernah padam.

Citra — begitu ia akrab disapa — bukan sekadar gadis cantik berprestasi. Ia adalah simbol ketekunan dan wujud nyata dari sebuah harapan yang dirawat dengan cinta dan keyakinan.

Dalam ajang Puteri Kebudayaan Indonesia 2025, Citra tak hanya membawa nama Riau, tetapi juga membawa roh budaya Indragiri Hulu, mengharumkan daerahnya dengan keanggunan sekaligus kecerdasannya.

Awal dari Sebuah Perjalanan

Segalanya bermula dari kecintaan Citra terhadap budaya sejak kecil. Putri dari pasangan R. Noprizal Djas dan Alusmawati ini tumbuh di lingkungan keluarga yang sederhana namun sarat nilai. Kedua orang tuanya menanamkan pendidikan karakter sejak dini: rendah hati, jujur, dan selalu cinta pada tanah kelahiran.

“Orang tua saya selalu berkata: ‘Jangan lupa asalmu, dan hormati budaya tempatmu lahir,’” ujar Citra ketika ditemui seusai kepulangannya dari Bali.

Matanya berbinar, seolah setiap kenangan masa kecilnya kembali hidup — masa di mana ia kerap menonton pertunjukan tari tradisional di sekolah, atau mendengar kisah legenda Riau dari sang ayah sebelum tidur.

Motivasi itu tumbuh bersama dirinya. Saat remaja, Citra mulai aktif mengikuti kegiatan seni dan kebudayaan daerah. Ia tampil dalam lomba tari Melayu, mengenakan busana songket, membawakan pantun, hingga memperkenalkan adat Talang Mamak — suku asli Riau yang menjadi bagian penting dari identitas Indragiri Hulu.

Dari Riau Menuju Bali

Perjalanan menuju panggung nasional tidaklah mudah. Untuk bisa berdiri di Nusa Dua, Citra terlebih dahulu menaklukkan panggung seleksi di tingkat kabupaten dan provinsi. Pada 1 Agustus 2025, ia dinobatkan sebagai Puteri Kebudayaan Riau 2025, setelah bersaing dengan puluhan peserta dari berbagai kabupaten.

“Prosesnya panjang, saya harus mengikuti pelatihan public speaking, catwalk, hingga memperdalam wawasan budaya,” katanya sambil tersenyum.

Bahan, dirinya juga mencari busana yang benar-benar mewakili identitas Riau — dari motif, warna, hingga makna filosofisnya.

Tak berhenti di sana, Citra pun melanjutkan perjuangannya ke tingkat nasional. Dua bulan penuh ia mempersiapkan diri. Ia berlatih memperkenalkan budaya Riau dalam bahasa yang santun namun kuat.

Juga menyiapkan penampilan  nandung — nyanyian khas Indragiri yang sarat nilai spiritual, dan mengenalkan Budaya Talang Mamak sebagai kekayaan asli Riau yang mulai jarang dikenal generasi muda.

Selama tiga hari karantina di Bali, Citra bersanding dengan perwakilan dari seluruh provinsi. “Banyak sekali yang hebat, dari berbagai latar belakang dan karakter,” tuturnya.

Katanya, dirinya sempat minder, tapi ia ingat pesan ibu: ‘Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain, cukup berikan yang terbaik dari hatimu.

Pesan sederhana itu menjadi sumber kekuatannya. Ia menampilkan penampilan terbaik, membawakan nandung dengan suara lembut namun penuh makna, sehingga dewan juri dan peserta lain tertegun.

Akhirnya, pada malam puncak, Citra berhasil menembus Top 10 Nasional dan meraih penghargaan  Puteri Kebudayaan Indonesia – Best Talent 2025.

Dukungan yang Tak Pernah Padam

Citra tak pernah berdiri sendiri. Di balik keberhasilannya, ada doa panjang dan dukungan penuh dari orang tua, saudara, dan sahabat. R. Noprizal Djas, sang ayah, mengaku bahwa kesuksesan anaknya adalah buah kesabaran dan keikhlasan.

“Citra bukan anak yang selalu unggul di semua hal,” ucapnya dengan mata berkaca.

Tapi dia punya semangat belajar yang luar biasa, dan tak pernah menyerah walau lelah. Sebagai orang tua, hanya mengiringinya dengan doa dan keyakinan bahwa setiap usaha akan berbuah hasil.”

Sementara sang ibu, Alusmawati, menceritakan bagaimana ia selalu mengingatkan anaknya agar setiap prestasi tidak membuatnya lupa diri.

“Saya sering bilang ke Citra, ‘Nak, orang yang benar-benar besar adalah yang tetap rendah hati saat dipuji, dan tetap kuat saat diuji.’”

Kalimat itu menjadi pegangan hidup bagi Citra. Dalam setiap langkahnya, ia berusaha menjaga keseimbangan antara prestasi dan kepribadian.

Makna Sukses yang Sebenarnya

Citra percaya bahwa sukses bukan hanya tentang mahkota atau panggung besar. “Sukses itu ketika kita bisa membawa kebaikan bagi orang lain,” ujarnya lirih.

Ia ingin anak-anak muda di Riau tahu, bahwa budaya daerah yang luar biasa, dan tugas semua orang menjaganya agar tidak hilang ditelan zaman.

Ia pun mengingatkan generasi muda agar tidak malu dengan jati diri daerah. Dalam pandangannya, modernitas tidak harus menghapus tradisi — justru tradisi adalah akar yang memperkuat langkah menuju masa depan.

Menurut Saharan, seorang budayawan dan penulis, sosok seperti Citra adalah contoh nyata regenerasi budaya. “Citra bukan hanya membawa nama daerah di ajang nasional, tapi membawa pesan, bahwa budaya adalah jiwa bangsa. Anak muda seperti dia adalah lentera yang menyalakan kembali semangat kearifan lokal di tengah dunia digital yang serba cepat.”

Refleksi dan Rasa Syukur

Bagi Citra, pengalaman di Bali adalah perjalanan spiritual dan emosional. Ia belajar tentang keindahan keberagaman, kekuatan kerja keras, dan arti rasa syukur.

“Ketika saya berdiri di atas panggung malam itu, saya tak melihatnya sebagai kompetisi lagi. Saya merasa seperti sedang berdialog dengan sejarah — memperkenalkan budaya nenek moyang kepada dunia,” katanya.

Rasa syukurnya juga mengalir kepada semua pihak, keluarga, teman-teman, guru, serta Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu yang turut memberikan dukungan.

“Saya berterima kasih kepada Bapak Bupati Ade Agus Hartanto yang selalu memberi perhatian pada generasi muda dan pelestarian budaya. Karena tanpa dukungan seperti itu, kami para pemuda tidak akan bisa tampil membanggakan daerah,” ujarnya dengan tulus.

Inspirasi untuk Anak Negeri

Keberhasilan Citra menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indragiri Hulu. Ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat yang sederhana, selama ada kemauan, ketekunan, dan doa yang tak terputus.

“Setiap anak punya potensi, hanya perlu disiram dengan kasih dan bimbingan,” ujar Orang tuanya. “Citra itu telaten, sopan, dan tidak pernah malu belajar dari kesalahan. Itu yang membuatnya berbeda.”

Kini, setelah kembali dari Bali, Citra bertekad melanjutkan perjuangannya untuk memperkenalkan budaya Riau di sekolah-sekolah dan komunitas anak muda. Ia ingin mengadakan workshop budaya agar generasi Z tak hanya tahu tentang teknologi, tapi juga tentang akar identitasnya.

“Saya ingin anak-anak Indragiri tahu bahwa memakai songket itu keren, menari Melayu itu indah, dan berbicara tentang Talang Mamak itu membanggakan,” katanya penuh semangat.

Penutup: Cahaya dari Indragiri Hulu

Citra Dwinanda Putri bukan sekadar nama di daftar finalis nasional. Ia adalah simbol dari perjalanan panjang menuju kesadaran diri, cinta pada tanah air, dan bukti bahwa ketulusan hati selalu menemukan jalannya menuju puncak.

Kisahnya mengajarkan kita bahwa sukses bukan datang dari keturunan, bukan pula dari keberuntungan semata, melainkan dari niat yang jujur dan kerja keras yang tak henti.

Ketika ditanya apa yang paling berkesan dalam perjalanannya, Citra tersenyum. “Semua orang bisa jadi juara, tapi tak semua bisa menjaga hati tetap bersyukur,” ujarnya lembut. “Saya ingin terus belajar — bukan untuk menjadi siapa-siapa, tapi untuk tetap menjadi diri sendiri yang membawa manfaat bagi sesama.”

Dan di senja Indragiri yang tenang, cahaya lembut sang putri terus menyala — menerangi jalan bagi generasi muda yang ingin percaya, bahwa dari tanah kecil di Riau, cahaya budaya Indonesia bisa kembali bersinar terang di panggung dunia…

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *